“Education is the most powerful weapon which you can use to change the world.”

Tuesday, April 30, 2013

Lucid Dream



Pada tahun 2010, bioskop Indonesia sempat dihadiri oleh film karya Christoper Nolan yang berjudul Inception. Singkatnya, film ini bercerita tentang Dom Cobb yang mencoba mengambil informasi dengan cara masuk ke dalam alam mimpi dan menginsepsi pikiran korbannya. Untuk bisa masuk dan menginsepsi, tentunya Dom Cobb harus sadar ia bermimpi. Tapi apakah betul manusia bisa sadar saat ia sedang bermimpi?

Dalam psikologi, nyatanya ada beberapa individu yang menyadari bahwa ia tahu ia sedang bermimpi. Aktivitas mental seperti ini dinamakan lucid dream. Lucid dream dapat terjadi melalui dua cara: dream-initiated lucid dream (DILD) yaitu saat manusia mengalami mimpi seperti biasa kemudian ia menyadari bahwa ia sedang bermimpi dan wake-initiated lucid dream (WILD) yaitu manusia sadar ia bermimpi semenjak ia dalam fase bangun hingga di alam mimpi. Inception adalah contoh dari WILD ini.

Konsep yang dikemukakan Frederik van Eden tentang individu mengontrol mimpi tersebut memang bertolak belakang dengan pandangan umum. Selama ini, penelitian menunjukan bahwa mimpi merupakan sebuah pengalaman mental orang yang sedang tidur yang terjadi begitu saja dan tanpa tujuan (Domhooff, 1996). Mimpi dilihat sebagai hal yang misterius, pasif, dan aktivitas mental yang diproduksi oleh bagian otak yang mengatur tentang tidur (Flanaga, 2000; Hobson, 2002; Windt & Metzinger, 2007). Selain itu, para pemimpi dilihat memiliki kemampuan yang sangat kecil bahkan tidak ada sama sekali untuk mengendalikan kejadian-kejadian yang terjadi saat mimpi. Hobson’s (2002) menjelaskan—“secara normal kita kehilangan … kesadaran merefleksi diri; kita tidak sadar dimana kita berada; kita tidak dapat mengendalikan pikiran-pikiran kita; dan kita tidak bisa melakukan penilaian kritis” (hal 141)— secara eksplisit mengasumsikan bahwa sebagai besar orang dewasa mengalami pengalaman mimpi tanpa sadar bermimpi tersebut. Maka, eksistensi lucid dream, adalah dimana individu sadar bahwa ia sedang bermimpi dan mampu mengendalikan tindakan di dalam mimpi.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Schredl dan Erlacher (2004) ditemukan bahwa 82% dari partisipan pernah mengalami lucid dream setidaknya satu kali seumur hidup dan hampir 37% dilaporkan mengalami lucid dream setidaknya satu bulan satu kali. Individu yang memiliki keterlibatan lebih tinggi terhadap teknologi (seperti video games) dikatakan lebih sering mengalami lucid dreams dibanding individu lain (Gackenback, 2006, 2009). Lucid dream juga lebih sering dialami pada dewasa muda, sebagaimana pengalaman banyak dewasa muda yang dapat dengan mudah menghubungkan beberapa pengalaman sadar yang dikendalikan pada saat terbangun.

Individu yang berada pada tahap perkembangan dewasa muda, terutama wanita lebih mempercayai kemungkinan mengendalikan mimpi (Woolley & Boerger, 2002) . Lalu penelitian selanjutnya setelah Woolley dan Boerger menemukan adanya hubungan gender, pengalaman mimpi, kepercayaan tentang mimpi, dan struktur batas. Sekitar 165 mahasiswa (68 perempuan) mengisi kuesioner Control of Dreams Questionnaire dan Dream Experiences Interview-nya Wolley dan Boerger dan ditemukan bahwa sekitar 94% responden berusaha untuk mengendalikan mimpinya, 70% responden menjelaskan setidaknya ada satu yang episode mimpi yang berhasil kontrol, dan 80% yakin bahwa orang lain dapat mengendalikan mimpinya dalam situasi tertentu. Perempuan dilaporkan memiliki keberhasilan mengendalikan mimpi daripada laki-laki.

Lucid dream ini dijadikan treatment untuk mengurangi mimpi buruk. Dalam penelitian Antonio L. Zadra tahun 1997 dilakukan dalam 5 studi kasus. Penelitian yang berlangsung selama satu tahun ini menunjukkan bahwa 4 orang sudah tidak mengalami mimpi buruk dan 1 orang mengalami penurunan intensitas dan frekuensi mimpi buruk. Hasil ini mendukung ide bahhwa treatment menggunakan lucid dream ini dapat menjadi dasar dari terapetik.

Ada sebuah teknik mudah dari beragam teknik agar individu bisa mengalami lucid dream yaitu teknik Stephen LaBerge’s Mnemonic Induction of Lucid Dreaming (MILD).

a. Pasang alarm Anda untuk membangunkan 4.5, 6, atau 7.5 jam setelah tidur

b. Ketika Anda terbangun karena alarm, cobalah untuk mengingat mimpi yang telah Anda lalui sebanyak mungkin

c. Ketika Anda berpikir bahwa Anda dapat mengingat banyak, kembali ke tempat istirahat, imajinasikan Anda berada di mimpi sebelumnya dan menjadi sadar (aware) terhadap apa yang sedang dimimpikan. Bilang kepada diri Anda, “Saya akan sadar ketika saya bermimpi,” atau hal-hal lainnya. Lakukan hal ini hingga Anda hingga Anda benar-benar tenggelam di dalamnya lalu pergi tidur

d. Jika ada pemikiran-pemikiran yang secara acak keluar ketika Anda mencoba untuk tidur, ulangi berimajinasi, beri sugesti pada diri, dan cobalah terus menerus. Jangan khawatir jika Anda memerlukan waktu yang lama untuk ini. Semakin lama waktu yang dibutuhkan, maka Anda akan jatuh tenggelam di dalamnya dan Anda akan merasakan lucid dream.

Selamat berpetualang di dunia mimpi!


Read More

Cantik Fisik itu Asik



“You are imperfect, permanently and inevitably flawed. And you are beautiful.” 
-Amy Bloom

Sejak kecil, perempuan belajar untuk mencintai kecantikan. Dengan sendirinya, dalam diri setiap perempuan ada keinginan untuk menjadi cantik. Sebagian menunjukkannya dengan merawat penampilan fisik, sebagian lagi lebih menyukai ide kecantikan yang terpancar dari dalam. Sebagian mencari pengakuan kecantikan dari rambut panjang, kulit putih, tubuh langsing, kuku terawat, dan make-up. Sebagian lagi menyukai pengakuan cantik yang terlihat dari kepintaran, kemandirian, kelemahlembutan, dan rasa keibuan. Setiap perempuan seperti mempunyai rahasianya sendiri untuk menjadi cantik. Tapi, benarkah menghargai kecantikan fisik itu ‘dangkal’?

Cantik fisik seringkali dianggap sebagai jalan untuk mengaktualisasikan diri, terutama bagi perempuan yang banyak dituntut untuk tampil cantik setiap saat. Hal ini wajar saja. Manusia memang peduli pada penampilan fisiknya. Nancy Etkoff, seorang psikolog dari Harvard University, menjelaskan bahwa penampilan fisik adalah bagian paling publik dari kita sebagai pribadi. Kita pertama-tama memberikan kesan mengenai kepribadian kita dari cara kita berpenampilan. Karenanya, mudah bagi kita untuk merasa cemas akan penampilan fisik yang kita tunjukkan. Selain itu, ketertarikan akan kecantikan fisik merupakan cara manusia menerjemahkan insting biologisnya untuk beranakcucu. Misalnya, bentuk tubuh berlekuk pada perempuan dinilai erat kaitannya dengan kemampuan ia memberikan keturunan.

Menurut Etkoff, tidak ada salahnya bila seorang perempuan terlebih-lebih ingin tampil cantik secara fisik. Misalnya dengan menjaga berat badan, perawatan di salon, menggunakan make-up untuk ‘memperbaiki’ bentuk wajah, dan lain sebagainya. Namun, orang bisa saja pergi ke salon setiap hari untuk merawat diri tanpa pernah merasa cantik. Hal ini dikarenakan ia tidak berhasil menghayati kecantikan yang ia punya. Biasanya hal tersebut dikarenakan ia terlalu fokus pada hal-hal yang tidak ia senangi dari dirinya. Ibaratnya, saat sedang berkaca, ia hanya melihat kekurangan-kekurangan yang ada dalam dirinya. Entah pipinya terlalu tirus, matanya tidak sama besar, pada betapa tidak rapinya alis kita, hidung yang sama sekali tidak mancung, atau bibirnya tidak cukup ‘penuh’. Padahal, menemukan satu titik fisik yang kita hargai cantik itu penting. Ketika melihat sesuatu yang cantik, otak akan teraktivasi untuk meningkatkan mood positif kita.

Salah satu hal krusial dalam menghargai kecantikan fisik pribadi adalah kecenderungan perempuan untuk membandingkan dirinya dengan orang lain. Valeri Monroe, kontributor kolom kecantikan untuk majalah O, pernah menuliskan pengalaman bagaimana ia selama bertahun-tahun terjebak dalam kompetisi untuk mengalahkan kecantikan ibunya. Menurutnya, perempuan memang punya kecenderungan untuk berada di dalam kompetisi kecantikan imajiner yang dibuatnya sendiri. Lebih sering, hal tersebut dikarenakan adanya nilai-nilai kecantikan fisik yang dipromosikan oleh masyarakat yang membuat kita terpaku pada standar kecantikan tertentu. Seperti misalnya, anggapan bahwa bekulit putih lebih cantik daripada berkulit gelap atau rambut lurus lebih manis daripada rambut ikal. Dari stigma-stigma kecantikan itulah perempuan harus belajar melepaskan diri dan lebih berusaha untuk menghayati kecantikannya sendiri.

Pada intinya, kecantikan fisik tidak terletak pada apa yang terlihat, melainkan pada bagaimana kita memandang apa yang terlihat. Juga terletak pada perasaan, “Ya, saya cantik.” Apabila saat berkaca Anda tidak berhasil menemukan hal yang Anda suka, cobalah untuk tersenyum pada diri sendiri! Senyum mempunyai efek timbal balik yang menyenangkan untuk diri Anda. Hanya dengan mengembangkan senyum, otak akan mendapat mood-booster seketika. Siapa tahu, berangkat dari situ, Anda kemudian mendapat inspirasi menemukan titik-titik fisik Anda yang cantik. Dalam bahasa Lemony Snicket, titik-titik cantik itu bisa jadi seperti jerawat. Ketika Anda mencoba mencari satu di wajah Anda, ternyata malah ada banyak. Satu saja Anda berusaha mencari kebanggaan fisik Anda, ternyata malah ada banyak!
Read More

Beberapa Life Skill Terpenting di Abad Ini


Dua puluh tahun lalu, jika ingin sukses, kita cukup mengasah otak setajam mungkin. Jika kita pintar, dengan ciri-ciri diterima dan lulus dari fakultas favorit di universitas ternama, maka masa depan yang cerah sudah dapat dipastikan. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, muncul tantangan-tantangan baru yang tak bisa dihadapi hanya dengan intelijensia. Tantangan-tantangan tersebut antara lain: derasnya arus informasi dengan tingkat kebenaran yang bervariasi, meningkatnya tuntutan kerja karena sekarang pekerjaan bisa mengejar kita ke rumah setelah memasyarakatnya smartphone, ketidakpastian ekonomi, persaingan yang ketat dan lain-lain.


Tantangan-tantangan ini harus dihadapi dengan kemampuan (life skills) yang tepat. Beberapa ahli psikologi berteori bahwa mereka sudah menemukan seperangkat life skills yang dapat menjawab kebutuhan kita ini (Galinsky, 2010). Life skills yang dibahas oleh ahli psikologi ini bisa kita dapatkan dengan mengasah fungsi eksekutif otak kita (fungsi yang mengatur dan mengkombinasikan kemampuan intelektual, sosial, emosi dan perhatian kita). Dengan meningkatnya kemampuan kita mengatur fungsi eksekutif otak kita maka kepintaran kita akan menjadi lebih optimal, karena kita dapat memakainya sesuai dengan kondisi yang dihadapi, mencari celah yang tidak terpikirkan oleh orang lain dan mengistirahatkannya pada saat harusnya tidak dipakai.

Berikut adalah 6 life skills yang pending di era informasi ini:

1. Focus dan self control
Saat banyak sekali distraksi dalam hidup dan tuntutan untuk multi-tasking (mengerjakan beberapa pekerjaan bersamaan), kemampuan untuk bisa fokus sangatlah penting. Jika tidak mampu untuk memfokuskan diri, maka sekian banyak tugas yang kita dapatkan tidak akan selesai dengan baik. Selain itu, ketidakmampuan diri kita untuk fokus akan menyebabkan terhambatnya perkembangan diri, karena kita tidak mendapatkan hasil yang maksimal pada saat ada kesempatan untuk belajar.

Tak kalah pentingnya adalah bentuk fokus yang berhubungan dengan masa depan, yaitu self-control. Maksudnya, kita harus mampu menolak keuntungan kecil yang datang lebih cepat untuk mengejar keuntungan besar yang akan datang di masa datang (misalnya, memutuskan untuk sekolah lebih tinggi daripada cepat-cepat bekerja). Dalam dunia kerja, self-control dapat berbentuk menolak tawaran yang kurang menguntungkan tetapi menguras tenaga jika ada kesempatan yang lebih menguntungkan di masa depan.

Fungsi eksekutif yang perlu diasah untuk meningkatkan fokus dan kontrol diri adalah: kemampuan memusatkan perhatian, mengingat peraturan-peraturan yang harus diikuti dan kemampuan menahan respon awal untuk meraih tujuan yang lebih besar.

Cara melatih kemampuan ini:

- Cari tahu hal apa saja yang membantumu fokus dan menggunakannya. Jika pada saat bekerja kamu membutuhkan stimulasi lagu klasik agar lebih tenang, jangan lupa membawa radiomu kemana-mana. Tapi jika kamu membutuhkan ketenangan, mungkin ada baiknya kamu membeli headphone penangkal suara.

- Sediakan waktu untuk berhenti dan memilah informasi. Ada saatnya kamu harus melihat kembali stimulus yang kamu dapatkan dan memutuskan mana yang harus dibuang dan mana yang harus ditindaklanjuti.

- Sediakan waktu untuk istirahat.

- Latihlah kemampuan melihat jauh ke depan. Sesekali, cek pilihan untuk masa depan yang kamu miliki saat ini, kemudian bayangkan apa saja keuntungan dan kerugian dari tiap pilihan.

2. Mengambil perspektif dari sisi orang lain

Pada dasarnya, kesuksesan akan datang pada mereka yang bisa melihat kebutuhan orang lain. Saat kita sekolah, kita akan mendapatkan nilai bagus jika bisa mengerjakan tugas sesuai standar dari guru yang memberikannya. Dalam dunia kerja, kita harus mampu melihat kebutuhan orang lain sehingga bisa menyediakan barang atau jasa yang akan dipakai banyak orang. Jika kita hanya bertumpu pada intelektual kita maka ada kemungkinan usaha kita tidak membuahkan hasil. Misalnya, karena membuat suatu produk yang diatas kebutuhan masyarakat tapi akhirnya tak terbeli karena ongkos pembuatannya yang mahal.

Executive functions dalam perspective taking adalah kemampuan mengontrol pikiran kita sehingga kita bisa mengambil cara pandang orang lain (inhibitory control), bisa melihat suatu hal dari berbagai sudut (cognitive flexibility) dan kemampuan untuk mengakui bahwa cara pandang orang lain juga valid (reflection).

Cara melatihnya:

- Role playing.

- Diskusi tentang apa kira-kira yang dirasakan orang lain (studi kasus).

- Jika kamu berada di pihak produsan, bisa dengan mengambil data dari calon pelanggan tentang kebutuhan mereka.

3. Komunikasi

Kesuksesan tidak mungkin diraih sendiri. Saat kita masih berada di bangku sekolah, tugas-tugas yang memerlukan pengumpulan data yang banyak harus dikerjakan secara berkelompok. Saat kerja, untuk mendapatkan untung besar, barang atau jasa harus diproduksi secara massal. Proses ini memerlukan delegasi tugas dan kerja sama. Jika orang-orang di dalamnya tidak dapat berkomunikasi dengan baik, niscaya orang ini akan selalu menjadi mereka yang berada di bawah untuk mendapatkan instruksi dan tidak akan menjadi pemimpin.

Fungsi eksekutif dalam komunikasi: kemampuan menjelaskan apa yang mau kita sampaikan dan kemampuan menahan cara pandang kita agar orang lain dapat memasukkan pendapatnya (yang sesuai dengan tujuan kita).

Cara melatihnya:

- Perbanyak ikut forum diskusi (klub buku dan lain-lain).

- Belajar bahasa asing, karena dengan kembali meng-evaluasi proses berkomunikasi dalam bahasa lain, kemampuan komunikasi kita secara umum juga akan lebih tertata.

- Sesekali cek apakah struktur kata-kata kita sudah menggambarkan apa yang kita mau.

- Bermain tebak-tebakan, dengan mendeskripsikan hal yang akan ditebak.

- Asah skill komunikasi di media lain (menggambar, menari, main musik, membuat film dan lain-lain).

4. Making connections

Kita harus selalu membuat ide baru agar tidak tertinggal oleh kemajuan yang dibuat oleh pesaing kita. Hal ini dimulai dari kemampuan mengkategorikan hal-hal di dunia sebagai berguna dan tidak. Kemudian, langkah berikutnya adalah melihat kategori baru yang tidak dilihat orang lain. Akhirnya, kita akan memiliki kemampuan membuat koneksi baru antara satu kategori dengan kategori lain sehingga muncul inovasi baru. Salah satu contoh dari proses ini adalah, bagaimana penyedia wisata di Australia melihat hubungan antara berselancar di laut dengan gurun pasir yang banyak dimiliki Australia, sehingga akhirnya membuat objek wisata berselancar di atas pasir.

Cara lain dalam menemukan inovasi baru adalah dengan memecah-mecah suatu konsep untuk membangunnya kembali menjadi hal yang baru, seperti seniman daur ulang yang bisa membuat karya indah dari sampah.

Fungsi eksekutif otak yang dipakai dalam making connections: working memory (untuk mengingat atribut yang bisa digabungkan dengan atribut lain) dan cognitive flexibility (untuk melihat fungsi baru dari suatu konsep atau barang).

Cara melatihnya:

- Kumpulkan beberapa benda dan cari berbagai cara untuk mengkategorikannya. Misalnya, antara apel, sendal, piring, selang dan bola. Kita bisa mulai membuat beberapa kategori dari yang sederhana seperti “barang yang berada di dalam dan di luar rumah” sampai yang kompleks seperti, “barang yang bisa dipakai untuk membuat karya seni”.

- Melatih diri dengan mencoba melihat fungsi lain dari benda-benda di sekitarmu. Misalnya, melihat baju lama sebagai bahan untuk membuat boneka kain perca.

5. Berpikir kritis

Dalam kehidupan sehari-hari, kita selalu dihadapkan dengan pilihan-pilihan besar. Untuk memastikan bahwa keputusan yang kita buat itu tepat, maka informasi yang mendasari keputusan tersebut harus benar. Di sini kemampuan untuk berpikir kritis berperan untuk menyaring informasi yang masuk ke dalam otak kita.

Berpikir kritis adalah proses menelaah kebenaran sumber informasi. Orang yang berpikir kritis tidak akan menerima begitu saja informasi yang dia dapat. Dia akan mengecek apakah sumbernya terpercaya dan datanya diambil dengan cara yang tidak benar. Dengan memiliki informasi yang akurat, prediksi ke depan yang dilakukan orang tersebut akan lebih akurat.

Cara melatihnya:

- Ingatlah terakhir kali kita harus mengambil keputusan sulit lalu evaluasi apakah cara kita mengambil keputusan sudah tepat atau belum.

- Diskusikan mengenai hal-hal yang terjadi di sekitar kita dan cari sumber data yang paling dipercaya.

- Analisa kembali bukti-bukti dari hal yang selama ini kita percaya begitu saja.

- Cek perkataan orang yang memiliki agenda tersembunyi. Misalnya, tokoh masyarakat yang ikut bicara saat ada kepentingan politik untuk mempengaruhi opini masyarakat.

- Ikut forum ilmiah.

- Berkunjung ke museum sains.

- Membaca dan mengkritisi perkataan para ahli.

6. Berani menerima tantangan

Cara pasti untuk meningkatkan keahlian dan pemasukan kita adalah dengan menyelesaikan tantangan-tantangan baru. Peningkatan keahlian ini juga akan membuat kita berada di depan dari pesaing-pesaing kita.

Hanya saja, penghalang terbesar dari mengerjakan tantangan baru adalah stress. Maka, mengalahkan stress adalah salah satu langkah dalam menghadapi tantangan. Terdapat dua cara yang dapat kita pakai dalam menghadapi stress:

- Membicarakan stress dengan orang terdekat dan bersama-sama mencari pemecahannya.

- Ambil waktu untuk menenangkan diri di tengah stress.

Itulah dia 6 life-skills yang akan mengoptimalkan modal IQ yang kamu miliki. Kalau kamu memiliki cara-cara lain yang bisa dipakai untuk melatih 6 life-skills ini, silakan share kiat-kiatnya di bagian komentar, ya.

Sumber:

Galinsky, Ellen. (2010). Mind in the Making: The Seven Essential Life Skills Every Child Needs*. New York: Harper Studio.

(*Catatan: Penulis artikel hanya membahas 6 life-skills karena beropini bahwa life skills ke-7 –“Self Directed, Engaged Learning”– lebih condong sebagai kemampuan yang harus diasah pada anak-anak.)




Read More

Thursday, April 25, 2013

Kartu Tarot dan Psikologi


Tarot biasanya dianggap sebagai media mistik untuk "mengetahui" masa depan. Namun, sebenarnya Tarot juga dapat dipakai sebagai alat psikologis yaitu sebagai media konseling, bahkan menjadi sarana refleksi diri untuk mengenali perasaan, pikiran, kekuatan, kelemahan dan menjadi manusia yang lebih baik.

Carl Jung adalah psikolog pertama yang menyadari simbolisme dalam Tarot. Ia melihat 22 kartu Tarot arkarna mayor yang menggambarkan archetype (tema-tema yang melekat pada ketidaksadaran manusia). Teori mengenai archetype ini digunakan oleh beberapa psikolog sebagai wadah konseling. Konselor meminta klien untuk memilih beberapa kartu dan mengidentifikasi diri mereka dalam gambar-gambar yang tertera pada kartu tersebut. Apa yang mereka lihat? Apa yang sedang terjadi dalam gambar tersebut? Apa perasaan yang kira-kira dirasakan ketika melihat kartu tersebut?

Sekilas mungkin kita membayangkan TAT (alat psikologis yang juga meminta klien untuk mengidentifikasi gambar). Kemudian apakah TAT dan Tarot itu bisa dikatakan memiliki fungsi yang tidak jauh berbeda?

Jung juga berbicara mengenai konsep synchronicity, yaitu tidak ada kejadian apapun yang tidak berarti, bahkan yang paling ‘tidak sengaja’ sekalipun. Dalam membaca Tarot, seseorang harus memilih kartu-kartu yang akan ia interpretasikan sesuai dengan kebutuhan dan spread (formasi membaca kartu) yang ia inginkan. Ketika seseorang memilih kartu, bagaimana pun juga alam bawah sadarnya bermain, ada synchronicity! Sehingga kartu-kartu yang terpilih merupakan kartu-kartu yang paling menggambarkan dirinya, masa lalunya, atau bahkan masa depannya. Berbeda dengan TAT dimana klien tidak memperoleh kesempatan untuk memilih.

Jadi Tarot bukanlah sekedar kartu mistis untuk mengetahui yang akan datang, tapi juga dapat dipakai untuk alat psikologis dalam melakukan konseling. Lebih jauh lagi bahkan Tarot dapat digunakan sebagai sarana efektif harian untuk mengenal diri sendiri.

Berbicara mengenai Jung, sama seperti Tarot, memang mendengungkan spiritualisme dan rasa mistis. Namun, selama kita tidak mencoba melihat masa depan, saya rasa kita dapat mempergunakan kartu Tarot sebagai sarana untuk lebih mengenali diri. Malah patut dicoba.

Mau tahu lebih banyak tentang Tarot? Klik ini:


Read More

Pendidikan Anak Pra Sekolah


"Sejak lahir sampai usia 3 tahun anak memiliki kepekaan sensoris dan daya pikir yang sudah mulai dapat menyerap pengalaman­pengalaman melalui sensorinya; usia satu setengah tahun sampai kira­kira 3 tahun mulai memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untuk mengembangkan bahasanya."
(Theo & Martin, 2004)

Perkembangan sosial anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenalkan berbagai aspek kehidupan sosial, atau norma- norma kehidupan bermasyarakat atau disebut juga pendidikan anak pada usia dini (PAUD), yang biasanya ruang lingkupnya adalah sejak lahir hingga usia anak mencapai delapan tahun.

Pendidikan anak pra sekolah  adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Dewasa ini, pendidikan pra sekolah baru diperoleh sebagian kecil anak di Indonesia. Hal tersebut merupakan suatu masalah yang perlu mendapatkan perhatian dimana masih banyak pihak yang belum mengetahui pentingnya pendidikan anak pra sekolah dan usia dini bagi perkembangan kognitif anak.

Adapun tujuan utama dari pendidikan pra sekolah adalah untuk mengembangkan tingkat kecerdasan dan mental baik secara fisik dan rohani, serta membentuk karakter anak agar bisa mengatur perasaan emosi serta punya jiwa sosial yang tinggi. Sehingga ketika mereka masuk pada tingkat pendidikan dasar pertama, anak-anak bisa menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan lebih mandiri.

Mendidik anak sejak dini memang memang perlu melibatkan masyarakat umum bukan sekedar menjadi tugas orangtua semata. Karena rentang usia antara nol hingga delapan tahun adalah masa emas dimana otak anak mengalami perkembangan yang sangat pesat hingga mencapai 80%. Pada usia ini anak dengan mudah menyerap berbagai informasi melalui obyek yang dilihat dan diamati.

Namun pada usia ini pula anak belum bisa membedakan mana info yang baik dan yang tidak baik bagi mereka dan yang tidak boleh dilupakan, dari sini sistem pendidikan pra sekolah untuk mendidik anak sejak dini yang diadakan akan punya peran yang penting, sebab pendidikan pra sekolah (PAPS) akan mengajarkan pada anak untuk memilih mana info yang boleh dijadikan contoh dan info yang tidak boleh diserap. Sehingga mereka sudah bisa membedakan perbuatan yang baik dan perbuatan yang merupakan pelanggaran serta tidak boleh ketika masuk pada pendidikan dasar pertama.

Adapun pelajaran yang diberikan pada sistem pendidikan pra sekolah tidak hanya melalui perkataan saja, namun justru lebih mementingkan pada bentuk-bentuk permainan edukatif dan kandungan moral yang tinggi. Jadi anak tidak akan merasa terbebani dan tetap bisa melewati masa kanak-kanaknya yang penuh kegembiraan bersama teman-teman sebayanya.

Nah, inilah masalah yang dihadapi Pendidikan Anak Pra Sekolah di Indonesia. Berikut beberapa masalah yang kurang sesuai dengan tujuan awal adanya PAPS dan saran yang dapat saya berikan:
  1. Anak dituntut agar bisa membaca dan menulis sebelum memasuki bangku sekolah dasar (SD). Anak-anak yang seharusnya ditekankan pada program "bermain sambil belajar", saat ini malah dibebani tugas-tugas menulis dan membaca yang sebenarnya kurang sesuai untuk perkembangannya. Anak seharusnya ditanamkan "stigma" bahwa sekolah itu menyenangkan saat ini malah jarang sekali ada anak yang menyukai sekolah.
  2. Masih adanya golongan masyarakat yang tidak menyadari pentingnya PAPS. Hal ini merupakan hal yang pilu, karena banyaknya warga negara Indonesia yang masih tidak mengetahui pentingnya PAPS ini sehingga masih banyak anak-anak yang belum menerima PAPS. Padahal, seperti yang kita ketahui, PAPS sangat membantu dalam perkembangan anak, dalam berbagai aspek, seperti: fisik, sosial, kognitif, dan sebagainya. Orang tua seharusnya diinformasikan mengenai hal ini oleh pemerintah ataupun lembaga-lembaga lain.
  3. Fasilitas lembaga PAPS yang tidak memadai atau kurang kondusif. Banyak PAPS di Indonesia yang kurang memperhatikan fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran anak dan ruang belajar anak yang masih kurang kondusif. Anak pada usia PAPS adalah masa di mana anak sangat suka bereksplorasi dan mengembangkan kemampuan motoriknya, sehingga anak cenderung lasak pada masa ini. Namun, masih banyak lembaga PAPS yang tidak berupaya menghindarkan anak dari kecelakaan yang mungkin terjadi di ruang kelasnya, contohnya dengan menghindarkan penggunaan meja kaca atau meja bersisi tajam.


Itulah beberapa pemikiran yang dapat saya bagikan mengenai Pendidikan Anak Pra Sekolah dan Usia Dini. 
Maju Pendidikan Bangsa Indonesia!


Read More

Tuesday, April 23, 2013

Ketika Orang Berbicara di Belakang Anda


“Don't waste your time with explanations: people only hear what they want to hear.” 

Pernahkan ada seseorang; tetangga; teman yang membicarakan diri anda? Keluarga anda? Bahasa kerennya gosip. Apakah Anda marah dan jengkel, ingin membantah atau bahkan ingin ‘menyerang’ balik saat seseorang berbicara di belakang Anda? Sudah saatnya anda menyikapi hal tersebut dengan santai dan bijaksana. Orang akan berbicara di belakang anda, bukan hanya karena Anda lemah, tetapi karena hidup Anda memang layak dibicarakan.

Sebelum memikirkan bagaimana cara menyikapi gosip tentang anda, ada baiknya kita mengetahui penyebab orang membicarakan anda.

1. Anda Berprestasi
Dalam banyak kasus, orang akan berbicara di belakang Anda ketika Anda telah mencapai sesuatu yang mereka tidak bisa capai. Ini adalah kemajuan yang patut ditiru, di mana memicu pembicaraan di belakang Anda. Masyarakat yang cenderung tradisional seringkali bergosip tentang sekolah, perguruan tinggi atau tempat kerja dan profesi Anda. Hal ini sangat mungkin menjadi alasan mengapa orang bergosip di belakang Anda. Bisa jadi orang-orang tersebut tidak bisa menyamai anda.

2. Cemburu pada Hal-Hal Baik dalam Hidup Anda
Mari kita mulai ini dengan contoh klasik. Mr X menjadi personalia dalam waktu kurang dari 6 bulan, Mr X akan dipromosikan dan menjadi manajer. Mr Y dan Miss Z telah bekerja di perusahaan sejak 2 tahun terakhir dan telah menantikan untuk dipromosikan ke pos yang sama. Tapi Mr X mendahului mereka, Mr Y dan Miss Z terus berbicara tentang Mr X di belakang punggungnya sepanjang hari.

Dipromosikan di tempat kerja hanya contoh. Kenyataan hidup yang berat adalah bahwa ketika orang menjadi cemburu pada sesuatu yang telah anda terima, mereka akan terus berbicara di belakang Anda.

3. Mereka tidak memiliki sesuatu yang lebih baik dari Anda
Fakta lain yakni orang-orang yang membicarakan Anda adalah orang-orang yang tidak memiliki sesuatu untuk dilakukan untuk menjadi seperti anda. Tentunya kita semua ingin hidup menjadi lebih produktif dan lebih berarti, daripada bergosip dan mengeluh tentang orang lain. Hal ini menyebabkan satu fakta sederhana. Hidup mereka yang sengsara dan menyedihkan!

Lantas apa yang harus anda lakukan jika orang-orang membicarakan “sesuatu” tentang diri anda?Berikut beberapa tips mengatasi gosip tersebut:

1. Tidak Perlu Melakukan Apa-apa
Hal pertama yang harus lakukan adalah mengakui dan memahami tentang gosip tersebut, bahwa tidak ada yang dapat Anda lakukan. Anda mungkin dapat untuk meyakinkan (klarifikasi) kepada orang yang berbicara tentang Anda. Namun berapa banyak orang di lingkungan anda yang akan Anda coba meyakinkannya? Apakah Anda tahu bahwa bahkan orang seperti Steve Jobs (pendiri Apple) memiliki banyak kritikus dan bahkan pernah mengalami pemecatan. Poin yang penulis tekankan adalah bahwa apa pun yang Anda lakukan dan seberapa baik Anda dalam kehidupan, tetap akan ada orang yang berpikir buruk tentang Anda!

2. Pahamilah bahwa mereka sebenarnya TIDAK PEDULI dengan Anda
Orang-orang yang berbicara di belakang Anda jelas tidak penting dalam hidup Anda. Jika mereka benar-benar peduli, mereka akan berada di sisi Anda, mendukung dan memberikan kritik membangun, bukan sekedar ‘ngerumpi’ bukan? Kebahagiaan sejati terletak pada kemajuan dan kesejahteraan sebagai individu serta orang yang Anda cintai termasuk keluarga dan teman. So, apa yang orang lain katakan dan pikirkan tidak akan mempengaruhi kehidupan Anda. Sadarilah ini sebelum terlambat!

3. Tersenyumlah ketika Anda berjalan melewati mereka
Pukulan terbesar bagi siapa saja bergosip di belakang Anda adalah ketika melihat Anda berjalan dengan dengan senyum percaya diri mengatakan, “Saya tahu Anda berbicara di belakang saya tapi saya tidak peduli”. Anda juga bisa menertawakan gosip tsb, dan mengatakan “Ah, bisa aja jeng..?!”, tunjukkan bahwa Anda tidak terpengaruh oleh pembicaraan mereka. Atau jangan katakan apa-apa selain tersenyum seolah-olah Anda adalah orang paling bahagia di dunia.

4. Jangan merasa menjadi Korban
Ketika seseorang berbicara ‘buruk’, terkadang menimbulkan rasa gelisah, takut dan rasa sungkan. Jika hal ini terjadi, maka anda telah menjadi “korban”. Yang harus anda lakukan adalah mainkan peran sebagai lakon atau pemenang. Rayakan dan bagi cerita kepada keluarga atau sahabat bahwa anda menjadi “selebritis”.

5. Membangun Hubungan Menyenangkan pada Lingkungan Anda
Masalah yang terkadang menyebabkan anda tidak disukai oleh orang-orang disekitar anda adalah anda cenderung individualis dan kurang komunikatif dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu sedikit demi sedikit bangunlah komunikasi yang menyenangkan dengan orang-orang di sekitar anda. Dengan menunjukkan sikap yang menyenangkan, ‘stereotip’ jelek tentang diri anda sedikit demi sedikit akan pupus, dan sontak mereka berkata “Oh si Anu baik koq, humoris… ternyata ngga seperti yang kita duga jeng….?!?!”.

6. Rencanakan Konfrontasi dengan Baik
Tidak selamanya konfrontasi dilakukan secara agresif, anda bisa melakukan pendekatan yang persuasif, karena konfrontasi agresif hanya cocok bagi orang yang sangat siap secara mental. Caranya; dekatilah orang-orang yang anggap ‘penting’ dan berpengaruh dalam sebuah kelompok orang yang sering membicarakan Anda. Lakukan pembicaraan dan bangunlah komunikasi dua arah. Jika Anda berhasil membangun simpatik dari orang tersebut, penulis yakin “pengikutnya” pasti akan luluh juga.. hehe.

Hal tersebut di atas dapat anda lakukan sesuai kesiapan, kondisi dan lingkungan Anda. Yang paling penting ketika orang lain berbicara di belakang Anda adalah dengan maju dan terus melakukan apa yang telah Anda lakukan untuk kebahagiaan anda dan keluarga. 





Read More

Mengapa Seseorang Mudah Tersinggung?


PSIKOLOGI adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku kejiwaan. Termasuk di antaranya rasa mudah tersinggung. Ada orang yang sulit tersinggung, ada yang mudah tersinggung dan ada yang sangat mudah tersinggung. Bagaimana pula cara mengatasinya?

Si A tiba-tiba saja tersinggung ketika bersenggolan dengan orang lain ketika berjalan di sebuah mal. Si B tersinggung ketika dikatakan dia itu orang bodoh. Si C tersinggung ketika merasa dilecehkan. Si D tersinggung ketika pendapatnya tidak diterima orang lain. 
Cukup banyak penyebab seseorang bisa tersinggung. Namun secara umum penyebab tersinggung karena faktor harga diri. Siapa saja akan merasa tersinggung manakala harga dirinya dipandang rendah oleh orang lain. Ada orang yang punya harga diri terlalu tinggi sehingga dia sangat mudah tersinggung. Ada yang harga dirinya sedang-sedang sehingga dia mudah tersinggung. Ada yang harga dirinya biasa-biasa saja sehingga tingkat ketersinggungannya biasa-biasa saja bahkan sering tidak ditunjukkan ke orang lain. 

Sebenarnya ketersinggungan seseorang bisa dikurangi atau ditiadakan apabila seseorang mempunyai kedewasaan mental dan berpikir. Semakin dewasa seseorang dan semakin kuat mental seseorang maka dia bisa menahan rasa ketersinggungannya tanpa harus mengeluarkan emosi atau reaksi yang berlebihan. 

Kuncinya yaitu, pengendalian emosi. Orang yang cerdas dan matang berpikir akan menghadapi sesuatu, termasuk kritik, caci maki, cemooh atau penghinaan dengan akal pikiran yang jernih. Dia akan merespon semuanya itu dengan penjelasan, argumentasi, verifikasi, klarifikasi dengan alasan-alasan yang cukup kuat. Bahkan dia bersedia menerima keadaan sesuai dengan fakta dan realita apa adanya. 

Seseorang yang dikatakan bodoh, maka dia akan mengatakan “Iya, memang saya bodoh. Doakan semoga saya bisa pandai”. Seseorang dikatakan sebagai banci akan menjawab “Iya, memang saya kebanci-bancian. Tetapi saya bersyukur kepada Tuhan karena saya telah diberi kesempatan menikmati hidup di dunia. Saya seperti ini karena kehendak Tuhan”. Seorang yang dikritik tidak becus mengelola sebuah perusahaan sehingga bangkrut akan mengatakan “ Iya, saya memang bangkrut. Namun pengalaman adalah guru yang baik.” 
Jadi, untuk tidak mudah tersinggung kucinya adalah berlatih mengendalikan emosi dan tuangkan atau wujudkan emosi Anda dengan kata-kata atau kalimat-kalimat yang bersifat memberikan pengertian kepada orang yang menyinggung perasaan Anda. Toh, semua persoalan bisa diselesaikan secara baik, bukan menggunakan emosi tetapi menggunakan akal pikiran yang sehat. Kalau tidak bisa diselesaikan sekarang, ya selesaikan besok atau lusa.




Read More

Saturday, April 20, 2013

Kuis Menguji Kecemburuan


Apakah Anda termasuk tipe pencemburu?
Berikut adalah sebuah kuis bagi  untuk menguji apakah Anda sangat pencemburu atau kurang pencemburu. 
Pernyataan-pernyataan yang menggambarkan kecemburuan di thread ini coba Anda cocokkan dengan diri Anda. Apabila lebih dari 10 pernyataan sesuai dengan Anda, maka Anda sangat pencemburu

  1. Ketika pasangan saya tidak berada dalam pandangan saya, saya khawatir bahwa dia akan tertarik pada orang lain.
  2. Saya sering khawatir pasangan saya akan meninggalkan saya untuk orang lain.
  3. Saya sering khawatir bahwa pasangan saya tidak sungguh-sungguh mencintai saya.
  4. Saya merasa frustrasi bila pasangan saya tidak berada di sisi saya sebanyak yang saya inginkan.
  5. Saya tidak merasa nyaman jauh dari pasangan saya.
  6. Saya merasa tidak nyaman ketika sedang asyik berdua dengan pasangan saya lalu tiba-tiba ada teman yang ikut nimbrung.
  7. Saya enggan mendengarkan kisah cinta masa lalu pasangan saya.
  8. Saya tidak suka bila pasangan saya menceritakan kebaikan-kebaikan orang lain selain saya.
  9. Saya merasa sering diabaikan pasangan saya.
  10. Saya ingin pasangan saya menceritakan seluruh kegiatannya.
  11. Saya ingin selalu mengawasi pasangan saya.
  12. Saya ingin pasangan saya meminta izin kepada saya sebelum melakukan sesuatu.
  13. Saya tidak suka pasangan saya pergi bersama orang lain lawan jenis.
  14. Saya merasa cemas bila pasangan saya terlihat sangat cantik/tampan.
  15. Saya tidak suka pergi ke tempat-tempat dimana pasangan saya menjadi pusat perhatian.
Berikan hasilnya di kotak komentar ya.

Read More

Sedih Itu Menyenangkan

“Don't cry because it's over, smile because it happened.
-Dr. Seuss

Apa yang membuat seseorang senang di dalam kesedihan? 
Sedih itu menyenangkan, sedih itu membahagiakan, dan sedih itu jalan menuju kemenangan.
Mengapa demikian?

Jika orang lain yang membuat Anda merasa sedih:
Berterima kasih lah kepada mereka yang membuat anda sedih. Karena merekalah yang memotivasi Anda untuk meloncat dan mengalahkan mereka jauh dibelakang Anda. Memang hal ini tidak semudah yang dikatakan, namun saya ingin memotivasi diri anda dengan ini:

  • Disaat Anda sedih, berpikirlah bahwa itu hanyalah permulaan dan Anda sedang memikirkan strategi kemenangan Anda. Alihkan perhatian anda kepada hal yang pernah membuat Anda sedih sebelumnya dan apa yang pada akhirnya Anda dapatkan ketika Anda bangkit dari kesedihan itu.
Jika Anda sedih karena diri sendiri:
Tidaklah baik menyalahkan diri sendiri disaat Anda sedih. Berpikirlah bahwa kesalahan yang Anda lakukan dan membuat Anda sedih hanya kesalahan yang tidak akan Anda ulangi lagi. 
Jika Anda hanya memikirkan kesalahan yang Anda lakukan, kesedihan tidak akan pergi karena kesedihan akan betah dengan kesalahan Anda. Berpikirlah secara kritis, berpikirlah positif setiap saat, dimanapun, kapanpun. Bukan lebih baik jika anda dapat merefleksikan diri daripada Anda terlarut di dalam kesedihan?






Read More

Kematangan Emosi Remaja


“Teenagers. Everything is so apocalyptic.”

Kematangan emosi yang dicapai remaja diperoleh melalui proses kognitif. Dalam proses tersebut remaja akan memperoleh gambaran tentang situasi-situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Salah satu caranya adalah dengan membicarakan berbagai masalah pribadinya dengan orang lain. Adanya keterbukaan mengenai perasaan dan masalah pribadinya serta rasa aman dalam hubungan sosial dapat membuat remaja lebih memahami keadaan dirinya.

Menurut Yusuf (2004), Kematangan emosi remaja ditandai oleh :


(a) Adekuasi emosi yaitu adanya cinta kasih, simpati, altruis (senang menolong orang lain), respek (sikap hormat atau menghargai orang lain), dan ramah.


(b) Pengendalian emosi ditandai oleh tidak mudah tersinggung, tidak agresif, bersikap optimis dan tidak pesimis (putus asa), dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar.


Enam aspek kematangan emosi menurut Overstreet (Schneiders, 1955) adalah :

a. Sikap untuk belajar

Bersikap terbuka untuk menambah pengetahuan dari pengalaman hidupnya. Artinya individu yang matang emosinya mampu mengambil pelajaran dari pengalaman hidupnya dan pengalaman orang di sekitarnya untuk digunakan dalam menjalani kehidupannya.


b. Memiliki rasa tanggung jawab

Dalam mengambil keputusan atau melakukan suatu tindakan berani menanggung resikonya. Individu yang matang tahu bahwa setiap orang bertanggung jawab atas kehidupannya sendiri. Hal ini berarti bahwa individu yang matang tetap dapat meminta saran atau meniru tingkah laku yang baik dari lingkungannya.


c. Memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif

Artinya adanya kemampuan untuk mengatakan apa yang hendak dikemukakan dan mampu mengatakannya dengan percaya diri, tepat dan peka akan situasi


d. Memiliki kemampuan untuk menjalin hubungan sosial

Individu yang matang mampu melihat kebutuhan individu lain dan memberikan potensi dirinya untuk dibagikan pada individu lain yang membutuhkan. Individu yang matang mampu menunjukkan ekspresi cintanya dan mampu menerima cinta dari individu lain.


e. Beralih dari egosentrisme ke sosiosentrisme

Artinya individ mampu melihat dirinya sebagai bagian dari kelompok. Individu mengembangkan hubungan afeksi, saling mendukung, dan bekerja sama. Untuk itu diperlukan adanya empati, sehingga dapat memahami perasaan individu lain.


f. Falsafah hidup yang terintegrasi

Hal ini berhubungan dengan cara berpikir individu yang matang yang bersifat menyeluruh, yaitu memperhatikan fakta-fakta tertentu secara tersendiri dan menggabungkannya untuk melihat arti keseluruhan yang muncul. Dengan demikian, tindakan sekarang dan terencana masa depan dibuat dengan berbagai pertimbangan, didasarkan pada penilaian yang objektif dan terlepas dari prasangka.


Read More

Dear Friends

This is just a thing I would like to share with you guys. It's a song about "us" as Psikompak :)
I am super proud to be one of them. Enjoy!


Please download it here:




Read More

Sunday, April 7, 2013

Menulis atau Mengetik?

“The beauty and nobility, the august mission and destiny, of human handwriting.” 

Teknologi zaman sekarang telah mencuci otak kita untuk bisa mendapatkan kesederhanaan dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan untuk bisa memfasilitasi manusia untuk mampu meningkatkan produktivitas hidup. Namun, apakah teknologi selalu membawa dampak positif kepada orang awam?
Apalagi dalam hal mengetik yang banyak digunakan orang saat ini. Selain dapat mempermak tulisan, mengetik juga menghemat waktu manusia dalam menyelesaikan tulisan. Lalu, apakah mengetik ini dapat membawa dampak yang positif terus pada manusia?

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menulis tangan dan mengetik memberikan perbandingan ilmiah yang perlu dicerna guna untuk bisa meningkatkan kualitas otak manusia. Penelitian Longcamp dan kawan-kawan (2005) misalnya, mereka telah menguji 38 orang anak berumur 3-5 tahun untuk menyalin huruf-huruf alfabet menggunakan dua metode: menulis tangan dan mengetik. Dari dua tes rekognisi yang dilakukan tiga minggu kemudian, hasilnya mengatakan bahwa pelatihan tulis tangan pada anak yang lebih tua akan menghasilkan kemampuan rekognisi yang lebih baik ke depannya daripada pelatihan mengetik.

Pada artikel yang diungkapkan oleh The Telegraph bahwa dengan menulis, otak kita menerima umpan balik melalui otot dan jari yang digunakan untuk menulis. Umpan balik ini sifatnya lebih kuat daripada umpan balik yang diterima ketika kita hanya menyentuh tombol-tombol keyboard.

“Walaupun memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan sekedar memencet tombol, menulis tangan juga dapat mempengaruhi aspek temporal dari otak untuk membantu proses belajar seseorang, hal ini berkaitan dengan bahasa.” ucap Prof. Anne Mangen dariUniversity of Stavanger, Norwegia.

Walaupun begitu, teknologi semakin hari semakin bisa mencapai masa kejayaannya dengan berbagai metode untuk bisa menyederhanakan kualitas hidup manusia. Seperti halnya di Indiana, departemen pendidikan sudah tidak terlalu menfokuskan untuk mengajari menulis tangan kepada murid-muridnya. Mereka justru diharapkan untuk bisa terbiasa untuk mengoperasikan keyboard. Contohnya, siswa/i kelas II diajarkan untuk menulis tangan, tetapi materi ini tidak dilanjutkan ketika ke siswa/i kelas III dan IV.

Selain itu, efektifitas untuk menulis tangan pada zaman teknologi kelas atas seperti sekarang ini sudah tidak terlalu tinggi dibandingkan zaman-zaman sebelumnya. Untuk sebagian orang yang masih berokupasi sebagai mahasiswa, mereka mungkin akan beropini bahwa lebih cepat dan mudah untuk mencatat sesuatu di laptop atau komputer dibandingkan mencatat di buku catatan. Beda halnya dengan orang dewasa yang pada saat mereka masih SMA atau kuliah masih harus membawa buku catatan setiap hari untuk belajar.

Terkadang memang pengetahuan ilmiah bisa tersapu secara halus oleh keberadaan teknologi. Tetapi, kita tinggal melihat dampak jangka panjang dari kebijakan setiap institusi atau sekolah, apakah lebih meniupkan berita positif atau justru menguburnya dalam-dalam?





Read More
Powered by Blogger.

© 2011 Learning by Sharing, AllRightsReserved.

Designed by ScreenWritersArena